Hai Desember
Ahlan wa Sahlan ya Desember
Annyeong...
Hari ini mengawali perhitungan hari menuju akhir tahun yang sangat mempesona juga menutup usia seperempat abad seorang AsHia.
de, tahun ini sungguh luar biasa telah kita jalani bersama. Tahun di mana kita merasakan dan belajar tentang segala hal yang terjadi untuk pertama kalinya dalam hidup kita.
Tepat dua hari setelah menyandang usia seperempat abad, untuk pertama kalinya kita belajar menerima kenyataan kehilangan rutinitas dunia kerja di perantauan dan harus kembali pulang karena sebuah keputusan. Beberapa bulan kemudian, untuk pertama kali kita merasakan kewaswasan karena banjir yang siap menghadang kapan saja, tentu untuk pertama kalinya pula kita benar - benar merasakan terendam banjir yang datang tengah malam.
Di tengah pencarian menemukan tempat beraktifitas menghasilkan cuan, ujian untuk semua makhluk bumi datang menghadang. Akhirnya, untuk pertama kalinya setelah kita mengenal sedikit tentang dunia kita mengurung diri dan menghabiskan hari dengan rutinitas keseharian di tempat pertama kali kita melihat dunia. Namun, siapa sangka hampir 12 bulan keberadaan kita di rumah orang sekitar masih ada yang bertanya kapan pulang? Tak jarang kita terpingkal dibuatnya.
Terlepas dari semua itu, mari kita ucapkan selamat untuk diri ini yang telah sampai dititik ini. Terimakasih de, telah melaluinya tanpa mengacaukan segalanya, Kau telah bertahan dalam kemelut pikiran namun kau tetap sehat dan beriman. Terimakasih telah membersamai dalam setiap langkah yang pernah kita lalui selama 25 tahun 11 bulan kebelakang. Terimakasih untuk setiap hal baik yang pernah kita lakukan. Terimakasih untuk selalu percaya bahwa kau dicipta dengan penuh kesempurnaan rencana Tuhan untuk membuatmu bahagia di masa depan. Terimakasih untuk selalu percaya bahwa Allah ada.
Terimakasih untuk setiap pemikiran dan keputusan yang pernah dilakukan meski kerap kali ditemukan kecewa. Terimakasih untuk selalu kembali kejalan yang baik meski kerap kali terseok dalam jurang kesalahan. Terimakasih telah menyimpan semua cerita dan belajar darinya. Terimakasih untuk memulai mengenal dan memperbaiki diri meski baru seberapa. Terimakasih untuk berteman dengan siapa saja meski terkadang kau menjadi teman paling menyebalkan untuk mereka. Terimakasih atas semua hal hal yang kita lalui yang mungkin aku lupa.
de, maukah kau berjanji? Berjanji untuk terus menjadi pribadi yang mencintai siapa Penciptamu, Pribadia yang selalu percaya bahwa semua akan tepat pada waktunya, pribadi yang selalu percaya bahwa semua hal yang terjadi adalah kehendaknya. Berjanjilah untuk tetap memiliki rencana rencana indah kedepannya dan tentu kau harus berjanji untuk mewujudkannya bukan hanya sekedar rencana yang berakhir menjadi wacana tanpa pernah kau sentuh sebelumnya.
Berjanjilah de, ke depan mari kita sama sama bahagia, sehat, dan tercapai semua impian kita. Berjanjilah untuk selalu menjadikan orang tua kita adalah orang tua terbahagia di dunia karena kita. Berjanjilah untuk terus melakukan hal baik, meminta maaf jika salah. Berjanjilah untuk tidak lagi mudah marah, berjanjilah untuk selalu mengontrol emosi, tidak berlebihan saat bahagia dan tidak memuncak saat marah. Dan Berjanjilah kita akan tinggalkan dunia fana ini dalam keadaan terbaikmu, dalam pesona terindahmu, dalam keimanan dan keislaman terbaikmu.
Komentar
Posting Komentar