Langsung ke konten utama

Penantang VS Penghuni Rumah Hantu

Penantang VS Penghuni Rumah Hantu

Suasana mencekam dan sangat menegangkan menyelimuti perasaan setiap orang yang datang menantang dan memacu adrenalin alam bawah sadar. Kegelapan menyelimuti seluruh ruangan, hanya cahaya temaram yang mengantar mereka untuk menjelajahi setiap sudut rumah yang berisi beraneka macam makhluk astral yang terwujud begitu nyata.

Suara yang sangat mengerikan tak henti – hentinya terdengar dan mengikuti siapa saja yang berani menginjakan kaki di rumah itu. Tanpa disadari mereka yang menantang penghuni rumah yang telah terwujudkan berteriak dengan lantang setiap kali mereka dipertemukan.

Tak bisa dipungkiri para penghuni memanglah yang tahu setiap sudut ruangan rumahnya, dengan keanekaragaman kemampuan yang mampu membuat jantung sang penantang memompa darah lebih cepat dari biasanya.

Saat pertama kali menginjakan kaki mereka di rumah itu, sang empunya rumah yang menyambut mereka adalah dia yang memiliki kemampuan melayang dengan gaun khasnya yang putih. Dia melayang kesana – kemari dan membuat sang penantang ngeri untuk melanjutkan petualangannya.

Namun, bukan penantang namanya jika dihadapkan dengan yang seperti itu harus mundur. Dengan nyali yang masih membara mereka melanjutkan petualangan. Setelah berhasil melewati penghuni yang bergaun putih, dengan dada yang masih berdegup kencang, ketakutan yang masih menyelimuti mereka harus kembali tercengang.

Kali ini, mereka disuguhkan ruang tamu dengan peralatan lengkapnya. Mulai dari kursi, meja, hingga pigura yang menghiasinya. Walaupun mereka tahu itu adalah ruang tamu, tak ada sedikitpun dalam hati mereka ingin singgah walau hanya untuk duduk sebentar saja.

Awalnya di ruangan ini mereka hanya merasakan sedikit ketakutan, karena tidak ada penghuni yang menyapa dalam bentuk apapun. Namun, suasanan mencekam terasa saat salah satu kursi bergoyang sendiri, disusul dengan jatuhnya pigura yang terpajang tanpa ada semilir angin sedikitpun.

Lari adalah solusi terbaik saat itu, karena tidak bisa kembali ke pintu masuk. Dengan sangat terpaksa mereka harus melanjutkan ke ruangan lainnya. Ketakutan itu semakin terasa saat memasuki sebuah ruangan, disana telah menunggu makhluk hitam pekat dengan suaranya yang menggelegar mengikuti mereka. Dan lari, kembali menjadi solusi yang sangat jitu untuk menghindari suara itu, namun semakin mereka berlari semakin keras suara yang menyeramkan itu mengikuti.

Tidak hanya suara itu yang membuat mereka lari, ada penghuni lain yang menyambut mereka. Dia adalah seorang nenek yang sedang duduk namun kepala sang nenek bisa berputar 360’. Semua berteriak dan kembali berlari. Beruntung semua bersatu sehingga tidak ada yang masuk ke ruangan yang terpisah.

Masuk ke ruangan yang lainnya, itu ternyata adalah sebuah kamar tidur dengan salah satu penghuninya yang sedang berbaring dan yang lainnya duduk menunggu tidak jauh dari tempat tidur. Beruntung penghuni yang berbaring tidak bangun secara mendadak sehingga tidak membuat jantung copot seketika. Di ruangan terakhir mereka di sambut oleh salah satu penghuni yang tidak kalah membuat mereka berteriak dan berlari.

Saat masuk pintu yang terakhir dan masuk ruangan disanalah mereka bisa bernafas lega dan menenangkan diri, karena pintu itu adalah pintu keluar dan ruang istirahat bagi mereka yang telah menantang penghuni yang sudah terwujudkan.

Mereka yang awalnya memperhatikan penampilan dan menjaganya sebaik mungkin, pada akhirnya mereka melupakan semua itu. Yang mereka ingat hanyalah bagaimana mereka bisa keluar dari puncak ketakutan dan membiarkan jantung mereka memompa darah secara normal kembali. Saat keluar dari rumah itu setelah menyusuri setiap ruangannya, penampilan mereka tidak karuan. Terutama wajah mereka yang menampilkan rasa takut yang sebenarnya.

Bagi mereka yang siap menantang para penghuni rumah yang sebenarnya astral namun terwujudkan dan bagi mereka yang siap memacu adrenalin lebih cepat, bisa kunjungi “Rumah Hantu” Yogya Kepatihan Lt. Lima arena bermain. Siti Nurasiah (Jurnalistik /6 D)

Komentar